LIFE LIFE LIFE

we do nothing except trying alive

Rabu, 30 Juni 2010

Malam di Saat Cahaya Remang

Hei,
percaya atau tidak, aku ada di sini.
terlihat atau tidak, aku ada di dekatmu.
begitu anggapku.
sayangnya haru biru dan masa lalu menghalangiku..
keberadaanmu dan auramu juga sepertinya tak mau..


Jadi,
sebenarnya aku harus bagaimana?
aku ingin menjadi kunang-kunang,
menerangi malam remang.
aku ingin menjadi hujan,
yang membasahi dataran gersang.


Gelap namun terang,
sisi aku.
semua masih semu seperti yang lalu lalu,
atau selalu semu jikalau aku masih mengingat masa lalu?
yang dulu sudah pergi namunnya,
dan di sini hanyalah sebuah keremangan,
tak lebih.

Sabtu, 26 Juni 2010

Saat Merendam Emosi

Aku sebal.
Niatnya, buku Raditya Dika yang terbaru (yang lucunya ampun ampun, Marmut Merah Jambu) akan menemani perjalananku malam ini. Perjalanan kemana? Ke tempat les, ke rapat himpunan. Tapi niat tinggal niat. Karena kenyataannya, batal, gagal buku lucu nan imut itu kubawa.

Aku sebal.
Saat disarankan menulis, aku tidak bisa berkata "Yak!" Tak bisa langsung menulis saja. Ugh kesal. Lho, memang mengapa tak bisa? Karena fasilitas yang kemaren lalu begitu aku puja dan manfaatkan, hanyalah trial belaka. 30 hari setelah masa pengaktifannya, tak bisa lagi ia berguna. Oke ini bodohnya aku, karena aku tak mengerti harus mengurusnya kemana.

Aku sebal.
Begitu sadar aku kalau sangatlah bergantung kepada orang lain. Bosan sedikit sms semua teman. Mengantuk sedikit sms semua teman. Sedih sedikit sms semua teman. Kesal sedikit sms semua teman. Marah sms semua teman. Labil pun sms teman-teman. Berbunga-bunga berteriak kepada seluruh penjuru bumi inginnya.

Semua saja aku lakukan. Semua saja aku keluarkan. Semua saja aku tunjukkan.

Namun,
Aku senang bisa menulis lancar. Menulis di sini. Menulis di leppi. Menulis di buku diary. Hmm? Sebenarnya, rasa pegal tangan ini pasti kalau menulis langsung pada sebuah buku. Memang yang paling menyenangkan adalah menarikan jari di atas tuts tuts keypad.

Hal yang menyenangkan, semoga takkan berhenti mengalir keluar...

Senin, 14 Juni 2010
Sore hari bersama si Gemini =)

Sabtu, 19 Juni 2010

A Story about Toy Story

Kemaren sebenarnya aku nonton dua film sekaligus gitu, marathon. Tekken bukan film pertama yang aku tonton. Soalnya aku nonton bareng sahabat aku : veterina. Nah Ve ini ngga begitu tertarik Tekken. Lagian aku udah sempet janjian sama temen aku (cuma alamat ngga jadi-jadi, makanya aku nonton duluan aja deh). Tadinya aku pengen nonton A Team aja, tapi Ve ternyata udah nonton. Jadi setelah kebingungan, menimbang, mengeliminasi, melihat jam tayang (macam-macam lah pokoknya), akhirnya kita berdua pun sepakat untuk nonton Toy Story 3 aja. Hmm, yah sebenernya sih tadinya aku mau nonton di dvd aja gitu, soalnya temen kuliah aku ada yang punya dvd bajakannya (bajakan ih masa!!!) hihihihihihi… tapi yaudahlah, nonton aja, banyak yang pada nonton juga, lagipula sepertinya worth it kok, hehehehe..

Jadilah jam 12 kurang sepuluh (inget banget ya! Wajar lah, aku ngeliatin jam melulu kerjaannya, hahahahaha) kita udah duduk di salah satu bangku empuk di Ciwalk XXI, memegang dua tiket untuk kita berdua, menunggu jam 12.15, jadwal filmnya mulai. Setelah sempat bertahan sebentar duduk di bangku itu (Ve sambil makan roti gitu), akhirnya kita berdua meninggalkan bangku itu. Bukan, bukan karena filmnya udah mau mulai, tapi karena Ve mau ke kamar mandi. Berhubung aku males ke kamar mandi, jadi aku ke tempat main (yang emang biasanya ada di XXI itu lho). Emang dari kapan tau pengen main tembak-tembakan, jadilah sembari menunggu Ve, aku main tembak-tembakan. Pas aku kalah, aku langsung keluar, dan kami langsung masuk ke bioskop 4. Nah, setelah kita berbasa-basi di dua paragraph, paragraph selanjutnya benar-benar akan aku isi dengan tujuan sesungguhnya dari tulisanku kali ini : Toy Story.

Pertama kali kenal Andy, Woody, Buzz dkk dari Toy Story yang kedua. Inget banget aku hobi banget nonton vcdnya (waktu itu masih jaman vcd), yang asli pulak. Penasaran sama Toy Story yang pertama, tapi ngga terlalu obsesi mencarinya. Kartun yang emang selalu keren, ngga pernah hilang dari hati kami (orang-orang yang pasti memberikan rating terbaik untuk Toy Story). Mungkin ngga seperti Avatar yang WAH banget, tapi Toy Story ini menyentuh (dan memang ternyata dari yang pertama hingga yang terakhir, yang membuat Toy Story ini ngga pernah kehilangan kemampuan magis mereka untuk membuat filmnya jadi begitu bernyawa, dan berkesan). Ngga terlupakan saat dimana Woody tiba-tiba dibawa orang lain (yang membuat dia akhirnya ketemu Jesse sama Bullseye), memang saat itu kondisi Woody sedang rusak, dan si pencuri Woody itu manggil orang untuk benerin Woody, INI DIA bagian KERENNYA!!!! Masih jelas banget gimana langkah-langkah Woody diperbaiki, yang mana, itu keren banget!!! >_< Masih jelas banget juga, saat-saat Buzz dkk berusaha mengambil Woody kembali, yap, di bandara! Speechless! Aku sampai sulit sekali menggambarkannya dengan kata-kata lagi, pokoknya keren. Berkesan, dan tersimpan di hati.

Dan setelah beberapa kemudian, akhirnya ada salah satu stasiun televisi yang memutar Toy Story 1. Well, aku langsung tongkrongin pastinya. Dan keren. Hmm, untuk Toy Story 1, mungkin karena baru sekali atau dua kali gitu nontonnya, jadi aku masih belum terlalu hapal. Pastinya, Toy Story 1 itu adalah kedatangan Buzz. Buzz yang edan, yang berasa astronot, atau apa sih dia itu ya? Pokoknya, aku kalo udah ngeliat si Buzz jadi seperti kodratnya (bukan jadi seperti milik Andy), bawaannya pengen ketawa!!! Di Toy Story 1 juga inilah Woody dan Buzz akhirnya bersahabat. Persahabatan antara dua mainan istimewa Andy.

Oke. This is the klimaks. I’m crying again, well, not yet.

See, bagian mana yang ngga menyentuh coba? Ini mengharukan sekali. Menuliskannya lagi saja membuat air mata mengalir. Mm, makanya saat menontonnya aku cuma berhenti menangis sebentar dari awal sampai endingnya. Ini film kedua yang ngebuat aku nangis panjang dan lama, banyak pula nangisnya. Sumpah udah ngga sempet lagi merhatiin ucapan mereka dalam bahasa Inggris. Airmatanya udah banyak banget yang keluar. Payah.

Oke, cukup segini aja aku nangisnya.
Aku udah lihat trailernya : Toy Story 3. Kali ini menceritakan apa yang akan terjadi pada mereka saat Andy sudah dewasa, saat Andy sudah kuliah. Percaya atau ngga, dari aku nonton Toy Story 2, aku udah bertanya-tanya tentang apa yang akan terjadi saat Andy dewasa. Saat itu, aku mengambil kesimpulan yang tak akan membuatku sedih saat memikirkannya, Andy tak perlu dewasa.
Dari teman-temanku yang sudah menonton, aku sudah mendengar kalau film ini sedih, akhirnya membuat sedih. Saat mendengar itu, aku hanya tertawa. Tapi kini saat mengingatnya, aku menangis.
Cerita dibuka dengan mengenang saat-saat Andy masih kecil dan bermain bersama mereka. Karena kenyataannya, mereka sudah bertahun-tahun tidak dimainkan lagi oleh Andy. Bagaimana kemudian mereka berusaha Andy melihat mereka lagi. Bagaimana Woody sudah begitu rindu mendengar suara Andy. Bagaimana Rex sangat senang sekali saat Andy memegang dirinya lagi. Bagaimana mereka akhirnya menyerah kepada Andy, kecuali, tentu saja, Woody. Bagaimana akhirnya Andy ingin membawa Woody, dan menaruh yang lainnya di loteng namun karena suatu kesalahan : mereka berakhir akan dibuang. Di sana, mereka tak percaya lagi akan Andy, kembali lagi, tentu saja kecuali Woody, yang memang melihat kejadian sesungguhnya. Dan bahkan yang lainnya sampai tak percaya lagi pada Woody.
Akhirnya mereka sampai juga di Sunnyside, tempat penitipan anak. Dan saat mereka mendapat perlakuan tidak baik di sana, mereka baru sadar, Andy begitu peduli pada mereka. Perlakuan tidak baik itu, tidak didapatkan juga oleh Woody yang sudah pergi dari sana (karena kecewa teman-temannya sudah tak percaya pada Andy lagi). Namun setelah tau bahwa teman-temannya sedang terancam bahaya, Woody kembali untuk menyelamatkan mereka. Setelah melalui perjalanan panjang, dimana disana ditunjukkan kalau persahabatan mainan-mainan Andy ini sangatlah erat, akhirnya mereka pulang. Mereka tiba tepat di saat terakhir Andy akan berangkat untuk kuliah.
Andy sempat melihat sebentar kotak yang berisi mainannya, dan tentu saja akan ia taruh loteng. Buzz, Jessie, Mr. & Mrs. Potato, Rex, the evil Dr. Chop, gukguk dengan per (aku lupa namanya), tiga boneka alien dari mobil Pizza, ada yang terlewat? Ucapan mereka yang sangat menyentuh hati adalah :
Kami akan setia menunggu Andy, meskipun ditaruh di loteng. Nantinya Andy akan punya anak dan kami akan dengan senang hati menemani anaknya bermain…
Gila ah, perasaan mereka ke Andy sekuat itu. Dan tau apa yang dilakukan Woody kemudian? Ia menulis pesan kepada Andy untuk memberikan sekotak yang akan ditaruh di loteng itu kepada Bonnie, anak perempuan yang begitu sayang akan mainannya juga.
Andy pun pergi ke rumah Bonnie dan mengenalkan mainannya satu per satu, tanpa lupa memintanya untuk menjaganya baik-baik. Di saat ia merasa sudah mengeluarkan semua mainan yang akan dititipkannya itu, Bonnie melihat ke dalam kotak dan melihat Woody di sana. Aku masih sangat ingat kalau Andy sangat tak rela memberikan Woody dan sangat bertanya-tanya mengapa Woody ada disana. Karena Bonnie yang terlihat begitu sayang akan Woody juga, maka perlahan-lahan Andy pun merelakan dan memperkenalkan Woody untuk diberikan ke Bonnie juga :
Ini adalah Sherif Woody, ia sangat pintar, cerdas, dan cekatan. Dan ia juga sahabat terbaik yang akan selalu percaya padamu.
Gila banget ini. Andy sama Woody tuh perasaanya nyambung. Aku pikir awalnya tuh Andy bakalan rela-rela aja nyerahin mainannya, tapi ternyata dia juga harus berusaha keras untuk rela, terutama untuk Woody. Dan karena memberikan mainannya kepada Bonnie, Andy pun sekali lagi bermain bersama mainan-mainannya itu. Saat Andy akhirnya harus pergi, ia pun melambaikan tangannya kepada Bonnie dan mainan-mainannya. Dan saat Bonnie membalas lambaian tangannya dengan tangan Woody, Andy hanya bisa tersentak (aku bilang sih dia sedih juga) dan harus belajar merelakan Woody. Mainan-mainannya ini kemudian melepas kepergiannya, melihat mobil Andy menjauh pergi hingga akhirnya tak terlihat lagi.


See, bagian mana yang ngga menyentuh coba? Ini mengharukan sekali. Menuliskannya lagi saja membuat air mata mengalir. Mm, makanya saat menontonnya aku cuma berhenti menangis sebentar dari awal sampai endingnya. Ini film kedua yang ngebuat aku nangis panjang dan lama, banyak pula nangisnya. Sumpah udah ngga sempet lagi merhatiin ucapan mereka dalam bahasa Inggris. Airmatanya udah banyak banget yang keluar. Payah.

Oke, cukup segini aja aku nangisnya.

Sebenernya aku ngga mau berhenti mengenang mereka, jadi inget mainan-mainan aku yang ngga pernah aku mau rusak dan ngga pernah aku gantikan juga sih.
But everything has its own ending.
Jadi aku juga harus belajar untuk ikhlas menerima akhirnya.
Akan selalu aku ingat di hati…

Jumat, 18 Juni 2010

Tekken (5)


Well, ini yang terus menghantui pikiranku sejak dua minggu yang lalu. Dan salah satu yang memenuhi isi otakku, saat ini. Hahahahahaha... Why oh why? Karena tekken yang merupakan game untuk playstation ini tiba-tiba dimainkan di bioskop, ah maksudnya jadi ada filmnya. Dan aku suka banget main game ini dulu. Gimana ngga kepikiran lah!!!!? Nah, kenapa ada dalam kurung 5 nya? Karena game yang aku mainin itu tekken 5, sedangkan judul film di bioskopnya tuh tekken. I'm crazy about it!!!!!!


Hmmm, aku sedang bernostalgia. Apa aja sih yang ada di dalam tekken 5 itu? Aku pertama kali ketemu sama Nina Williams, Jin Kazama, dan Asuka di sana. Berhubung aku ini seorang cewek, jadi kalau main tekken aku pasti menggunakan karakter perempuan. Jadilah si Nina dan Asuka karakter yang paling sering aku pake. Ada arcade sama single game, kalo ngga salah, pilihan kalo main cuma sendiri. Salah satunya mengejar tingkat, gelar, peringkat, ya semacam itulah pokoknya. Lain satunya yang merupakan pertarungan beralur, ada prolog dan epilognya.

Ah, jadi kangen bermain tekken di PS 2 lagi…

Pokoknya aku ini megang karakter perempuan. Ingatan aku masih bagus tentang mereka : Nina, Asuka, Christie, Julia, dan Anna (karakternya baru muncul kalau sudah menamatkan beberapa pertarungan beralur). Hehehehehehe, ternyata ada satu karakter yang aku lupa. Yang jelas dia orang China, kalau ngga salah ya, namanya Mey Lin. Cuma ya itu, lupa, jadi ngga yakin.

Aku udah namatin Williams bersaudara (yang inti ceritanya mereka dendam satu sama lain, ckckckckck), Christie (yang ikut iron fist tournament demi kakeknya), Mey Lin (yang ikut demi nyelametin Kazuya Mishima dari kebencian terhadap ayahnya, klo gak salah ya, tapi sayangnya gagal), dan Asuka (which is the best part I like). Nah kalo udah ditamatin gini, kita jadi bisa ganti-ganti bajunya untuk pertandingan biasa yang untuk mengejar tingkatan itu. Nanti bisa pake baju yang lain, bisa jadi warna warni bajunya, hihihihihihi… tapi kalo ngga salah, untuk si Asuka sama Anna, dengan perbedaan mencet joystick pas lagi milih, bisa bikin baju yang mereka pake juga beda gitu, hohohohoho..

Kangen main Tekken!!!!!

Oh ya, sementara yang cewek-cewek aku yang pegang, yang cowok-cowok otomatis adekku yang pegang. Jadi Jin dia yang pegang. Hmm, yang selain cewek-cewek dan Jun, masih ada banyak banget, jadi ngga inget semuanya deh. Yang pasti ada Heihachi Mishima, Kazuya, Steve Fox, Hwang Ryu (kalo ngga salah), Raven, Devil Jin, Kangaroo (ibu dan anak gtu, anaknya di kantong, lucu deh mereka), Lee, Panda. Nah, adek aku juga megang Lee, Hwang Ryu, sama Kazuya. Aduh nyesel deh nyuruh dia megang Kazuya, soalnya Kazuya jahat sih.

Mungkin segitu aja nostalgia Tekkennya. Takut makin obsesi main Tekken. Nanti jadinya obsesi mau pulang soalnya.


Dan sekarang kita membicarakan masa kini. Tekken yang tadi, ceritanya agak membingungkan. Ngga sama kayak cerita Tekken 5 maksudnya. Lebih tepatnya, ngga seperti cerita-cerita yang sudah aku ketahui sebelumnya. Hmmm, mungkin wajar kali ya. Soalnya cerita yang aku tau kan menceritakan tentang alasan para petarung ini mengikuti iron fist. Nah kalo di film, lebih ke pertarungan tekkennya ini. Udah gitu, aku kan mainnya Tekken yang udah seri ke-5 (di kaset yang aku punya bisa mainin serial tekken yang sebelum-sebelumnya juga, dan setelah dicoba, sumpah cupu!) sedangkan sepertinya yang difilmkan ini bukan Tekken 5. Well, pasrah saja.

Oke. Semakin larut semakin ingin aku mencari-cari hal yang berkaitan dengan Tekken lebih lanjut. Hohohohoho… and here I go! Yah, dicukupkan dulu ajah. Bye.

Freak banget sama Tekken-lah pokoknya.

Kamis, 17 Juni 2010

Hal yang Menusuki Terus Sejak Entah Kapan Tepatnya

namanya dingin. aku lupa kapan ia datang. yang pasti, tiba-tiba saja aku bisa bilang, hei ini ada dingin, dan detik kemudian aku langsung mengambil langkah seribu agar terlindung darinya. namun sia-sia saja. terkesan aku membenci dingin kah? semoga tidak. karena bukan begitu sebenarnya...


aku suka dingin. karena aku tak perlu kepanasan ataupun mengeluarkan keringat yang bukan dihasilkan dari olahraga. tak perlu ada bau-bau tak sedap hasil perasan keringat. tak perlu ada pening kepala karena panas yang terlalu.


sejak aku mulai menyadari kedatangannya, aku semakin bersiap untuk menyambutnya sehingga aku tak perlu mengeluh saat berhadapan dengannya. berteman dengan si hitam, si oren kesayangan, well, begitulah. aku senang kedinginan yang sesuai kadarnya.


namun kini dinginnya terlalu menusuki. semalam tepatnya dimulai segalanya. keadaan sekitar yang panas awalnya tak membuatku merasakannya menajam. namun justru ketika istirahat diambil dan selesai, kemudian keadaan sekitar tak sepanas sebelumnya, aku langsung merasakan tusukan-tusukan tajam. terutama dari arah depan, dimana tak ada penghalang angin malam di depanku.


awalnya aku kedinginan. namun kemudian angin dingin ini menembus jaketku. ya, jaketku yang tebal itu! semakin lama aku semakin merasakan keanehan pada perutku. kombinasi tidak terlalu mengasup banyak karbohidrat sebelumnya (meskipun sudah banyak lemak yang menempel pada tulang) dan angin malam yang terus menembus badan. sepertinya aku masuk angin. oh-oh.


kurang lebih seperti itulah. pulang malam tidak bisa dibilang baik namun juga bukanlah hal yang buruk. daripada tidak pulang hayo? hehehehehehehe.. setelah minum obat untuk menolak angin, aku pun segera tidur. pagi harinya saat aku terbangun, ternyata Bandung masih dingin. well, aku pun tak membasuh badanku sebelum aku meninggalkan kost menuju kampus.


dingin tak berubah meskipun berada di angkutan kota yang berukuran kecil dan berisi orang-orang. tak juga saat masuk kelas yang berisi tak hanya diriku saja. tak berkurang meskipun hari semakin siang. duh. jadi aku kedinginan. bahkan hingga kini.


nekatnya, aku mandi (ini biasa sih) dan keramas (masih biasa). setelahnya, aku hanya menggerai rambutku saja, jadi ia berbasah-basahan bersama kaosku. kesimpulannya, kaosku basah. uh-oh. jadi dingin dari arah belakang semakin menjadi.


hebatnya, aku internetan. di depan laptop. di depan meja pendek. di atas lantai. tanpa alas. jadi? dingin juga. udah tau dingin, tapi aku sendiri seperti senang menambahnya terus dan terus lagi. dasar.


sudah dulu.
ingin tiduran di atas tempat tidur saja.

Selasa, 08 Juni 2010

Selasa, 08 Juni 2010

Malam ini sejuk sekali. Hujan tak berhenti merundungi bumi sejak siang tadi masih. Hawanya pun menyebar, menyisir seluruh permukaan Bandung. Termasuk rumah kos-kosan tempatku berada. Empat lantai tingginya, meskipun entah seberapa luasnya. Aku yang berada di lantai tiga, terbagi rata kesejukan yang ada karena hujan. Makanya, malam ini sejuk sekali…

Memang sudah seharusnya hari ini titik puncak dari ketidaknyamanan datang bulanku. Pagi ini sudah dimulai dengan bangun kesiangan, lalu karena sakit datang bulan maka aku jadi berangkat kuliah lebih siang pagi. Gawat aja kalau setiap hari seperti ini. Soalnya cuma satu hari dalam jadwal kuliah yang tidak kuliah pagi. Untungnya dosen yang mengajar kuliah hari ini orangnya santai. Lucunya, pas aku dateng, yang ada aku justru ditanyain sama dosennya, “Mba yang baru dateng, satu ditambah satu berapa?” He? Untungnya aku bisa ngejawab dengan lancar-lancar aja. Hmm, tadi ngga bloon kok. Hahahahahaha…

Sore ini, berangkat menuju tempat les dengan mendung di langit. Dan sesampainya di Riau, aku harus berjalan bersama Vito dengan rintik-rintik hujan. Untung ngga lupa bawa payung. Seperti yang biasa dilakukan kalau jalan saat hujan bersama Vito, tentunya prioritas ngga cuma rambut aku yang ngga boleh basah, tapi Vito juga ngga boleh basah. Wah, di jalan udah berasa rame sendiri aja, soalnya aku panik-panik gitu setiap Vito memiliki kemungkinan untuk kehujanan. Yang nyebelin, tadi Vito nyenggol motor sampe jadi agak basah-basah gimanaaaa gitu. Ngga sampe basah kuyup sih, cuma bikin aku panik, ih.

Sepulang les ada cerita lebih seru lagi. Hujan tetap awet tak berhenti. Aku tentunya masih berpanik-panik diri, takut si Vito kehujanan. Nah, dari jarak jauh aku melihat ibu-ibu penjual yakult keliling. Lucky day! Karena ngga setiap hari aku ngeliat dia. Dan berhubung harga yakultnya lebih murah, jadi aku lebih suka kalau beli sama dia. Masalahnya, jaraknya jauh. Jalan cepet aku ngga mungkin berhasil ngejar dia. Well, jadi aku pun berlari tanpa peduli si vito kehujanan lagi atau ngga. Hahahahaha… Ngga peduli deh orang-orang yang pada lewat atau yang ngeliatin mau komentar apa. Yang bikin keki, pas dideketin, si ibu yakultnya susah dipanggil. Tau ngga karena apa? Karena handphone nempel di kupingnya, dia lagi telpon-telponan. Ckckckck, jadi inget kebiasaan pembantu-pembantu di komplek perumahan aku.

Segar setelah mandi ditambah makanan pengubur rasa lapar merupakan kombinasi yang begitu nikmat di sore hari yang syahdu ini. Makannya pun sembari menonton televisi yang tidak aku miliki sendiri. Menumpang di kamar sahabatku. Tapi ia tidak di sini. Sahabatku yang lain lagi sedang pergi. Jadi aku pun sendiri. Nah, televisi inilah yang menjadi temanku, membuatku tidak merasa sepi lagi.

Mungkin sebenarnya aku pribadi rindu suasana-suasana seperti ini. Tak perlu hal yang mewah namun hal yang menghibur hati. Makanya semuanya begitu terasa nikmat. Dan tak berhenti hingga kini. I’m just happy. Meskipun kemarin kemarin aku tidak merasa seperti ini akan tetapi hidup memang harus terus melangkah. Kayak kata dosen aku tadi pagi, “Kalau kalian mendapat nilai yang kurang baik, ya berarti masih ada yang salah pada pola pikir kalian sendiri.” Well, bener juga.

Hmm, aku jadi inget lagi ucapan yang bagus dari dosen aku tadi pagi :
Seharusnya orangtua jaman sekarang ngga mendidik anak untuk menjadi pintar. Seharusnya anak itu dididik menjadi anak yang baik dan benar.
Kenapa benar lebih baik daripada pintar? Karena orang pintar belum tentu benar tapi untuk menjunjung kebenaran ngga perlu menjadi pintar. Selain itu, apa sih parameter kita pintar? Apa sih yang dilihat orangtua kita saat beliau mengatakan kita sudah pintar. Yap, satu hal itu, nilai. Dan seharusnya kita mengenyam pendidikan bukan hanya mengejar nilai tinggi sehingga bisa mendapat predikat pintar. Untuk apa kita mendapat nilai besar kalau pada akhirnya kita tidak bisa mengaplikasikan ilmu yang sudah kita dapat, tidak bisa memanfaatkan ilmu kita? It’s useless guys.

Selain itu, dosen saya berkata bahwa metode perguruan tinggi dalam menyampaikan ilmu bukan melalui mendidik mahasiswanya lagi, melainkan mengajar mahasiswanya. Hmm, apa benar begitu? Kalau saya berpikir lagi, memangnya apa dulu sebenarnya perbedaan mengajar atau mendidik? Ada beberapa kuliah yang disuapin sih, namun ngga semua mata kuliah disuapin juga. Hmm, aku masih ragu. Masih belum bisa berpendapat pasti tentang hal ini? Can you? Akan tetapi, gimana pun metodenya, gimana pun dosennya, gimana pun mata kuliahnya, gimana pun tugasnya, yang terpenting kita berusaha sebaik mungkin dalam hal tersebut bukan sih? Salah satu teman sayalah yang berkata seperti itu. Pemicu yang bagus kalau sedang jatuh karena hasil belajar kita.

Hahahahaha.. ya begitulah untuk hari ini. Menulis entah selama hampir satu jam atau tidak, ditemani oleh kotak kecil yang setia menyala dan mengeluarkan suara, di kamar sahabat saya, di malam yang berhawa sejuk, di tengah hujan rintik tanpa henti dan tanpa petir, juga ditemani jerawat-jerawat kecil di pipi kiriku yang lucu. Aduh, jerawat mengganggu. =(

Namun masih akan meneruskan hari dengan senang kok. Bagi aku, malam masih panjang. Masih banyak acara menarik di kotak kecil itu. Terlebih lagi tidak ada jadwal untuk masuk pagi esok hari. Dan selimut hawa sejuk inilah yang terpenting. Seennnaaaaannngggggg sekaliiii..

Tik tik tik
Bunyi hujan di luar diri
Airnya turun tidak terkira
Cobalah tengok dahan dan ranting
Pohon dan jalan basah semua

Israel vs ... (Part.I)

Siapa yang tidak mengecam Israel saat ini?
Kalau ada, berarti jawabannya adalah orang-orang yang terlalu munafik. Karena semunafik apapun seseorang, melihat nilai-nilai kemanusiaan diinjak-injak seperti ini, seharusnya bertindak.
Bertindak tidaklah harus selalu pergi ke Gaza dan menjadi relawan menemani teman-teman relawan kita lainnya. Hal yang sungguh mulia memang, namun kalau tidak mampu? Kalau memang ada hal yang lebih tinggi prioritasnya bagi seseorang? Saya rasa, mengeluarkan suara mengecam saja sudah cukup membantu mendukung pengangkatan nilai kemanusiaan kembali.
Mengapa sih Israel tidak pernah puas bertempur? Mengapa sih rakyat Palestina harus mengalami hal-hal seperti ini? Mengapa sih Israel begitu terlihat tidak menyukai perdamaian? Baiklah kalau memang ada suatu asal-muasal yang entah dimana akarnya dan misalnya membuat kita semua sendiri bertanya-tanya atau hanya mampu bertindak seadanya seperti yang sudah-sudah.
Namun mengapa relawan yang tergerak hatinya, bertindak di bawah suara kemanusiaan, bahkan diserang olehmu, tentara-tentara Israel?
Relawan yang tidak terdiri dari satu negara saja. Relawan yang datangnya bukan hanya dari negara mayoritas Muslim saja. Relawan yang terdiri dari banyak negara yang bersimpati pada Palestina dan bergerak untuk membantu mereka bertahan hidup, bukan membantu mereka berperang melawan Israel. Kecaman dari seluruh negara memang pantas didapatkan Israel karena ini sungguh merupakan tindakan yang tidak manusiawi. Sudah begitu, penyerangannya dilakukan DI PERAIRAN INTERNASIONAL! Kurang keterlaluan apa!? Saya tidak tau bagaimana orang lain melihatnya, namun saya melihat tindakan Israel itu seperti ini :
Israel menyerang kapal relawan yang terdiri dari berbagai negara, sebuah negara yang dibutakan oleh kekuasaan menyerang kumpulan negara yang bergerak diatas kemanusiaan.
Sebelum saya kembali mengulas ketidakbaikan Israel, saya ingin mengucapkan Selamat Datang Kembali saudara-saudari relawan yang telah dibebaskan oleh Israel. Ah, saya benci saya mengucapkan ini seakan-akan relawan Indonesia ini seperti tahanan saja. Namun yang membuat saya kagum adalah saya tetap bisa melihat wajah damai dari para relawan ini, meskipun niat baik mereka telah dihalangi.
Saya tidak menyangka. Setelah berbuat sedemikian tidak baik kepada relawan ini, pihak Israel kemudian memfitnah kronologi kejadian yang sebenarnya, kejadian saat mereka memotong perjalanan relawan untuk Palestina ini. Benar atau tidak?
Dan menurut sumber terpercaya, benar adanya bahwa Israel hanya memperlihatkan rekaman video saat para relawan sedang membela diri dengan memukuli tentara Israel menggunakan kayu, namun sayangnya kejadian tersebut justru dituding sebaliknya, bahwa tentara Israel-lah yang diserang oleh para relawan sehingga tentara Israel pun melawan balik.
Ah, benar-benar keterlaluan. Belum lagi, 19 orang relawan yang ditembak oleh tentara Israel, dengan seenaknya, dibuang begitu saja ke laut. Mau menghilangkan bukti? Well, benar-benar cara yang kejam. Mata kalian benar-benar buta.
Kurang-lebih, masih sebatas ini kabar yang saya ketahui. Kekejaman oleh Israel tidak dilakukan hanya kepada Palestina lagi sekarang. Sebagai masyarakat dan bangsa yang seharusnya masih bisa berpikir, ada baiknya kita tak berhenti berdoa untuk Palestina dan relawan yang akan kembali berangkat.
Kita tunggu kabar selanjutnya,
Kami menunggu bagaimana cerita dari relawan yang berangkat lagi kemudian…

Senin, 07 Juni 2010

Perasaan itu : Melelahkan...

Aku memang kadang terjatuh saat berlari, tapi aku tak penah ingin berhenti berlari.
Itu sudah menjadi suatu keyakinan yang aku junjung sekarang. Tapi ada satu hal yang masih terlalu aku takuti. Masih terlalu sering untuk sulit bangkit akannya. Cinta.

Cinta itu rumit. Kasih sayang itu hal kasat mata yang tak mudah untuk dipertahankan keberadaannya. Meskipun begitu, perasaan-perasaan ini juga merupakah hal-hal yang dapat merekat dengan kuat. Trust me!

To parents. To sisters, brothers. To Grandparents. To uncles, aunties. To nephews, nieces. To cousins. To other families. To friends, bestfriends. But the hardest to have is to couple. Your husband or your wife. Your boyfriend or your girlfriend.


Ternyata, kalau aku lihat dengan seksama, aku sudah dua kali merasa terpukul karena cinta. Bukan tiga kali. Ah ya, cinta yang kita bahas sekarang, di sini, adalah hanya cinta kepada lawan jenis. Karena ini yang paling rumit, menurut aku. Perasaan ini, terserah mau sudah merasakannya sebanyak dua kali atau tiga kali, yang pasti ini menyakitkan. Cukup membuatku jera.

Meskipun begitu, sebenarnya aku sudah sering juga ingin mencoba mengawali dengan seseorang, namun kemudian gagal. Begitu terus yang terjadi. Terlalu sering terjadi. Apakah kamu tidak capek mengalami hal yang sama secara terus menerus? Jujur, aku lelah. Aku capek. Aku lebih baik mengunci hatiku saja daripada aku harus terus merasakan hal yang sama. Aku sudah tak ingin seperti itu.

Maka sekarang, aku mengunci rapat diriku. Memberikan salah satu sel di penjara dalam diriku. Kukurung ia disana. Agar tak pergi kemana pun untuk mencari cinta, yang sering percuma saja, dan justru melelahkan. Sekalinya aku memberikan harapan, ia pergi. Sekalinya aku merasakan dalam, aku justru tersakiti. Loving someone means you’ll be hurted. And hurted is hurt.

Akan lebih bijaksana bukan kalau aku memulai yang baru daripada terus mengenang pahitnya masa lalu.
Hei, I try that one!
Aku capek.
Aku kelelahan.
Aku sudah jera…


dan aku jadi teringat salah satu lagu agnes monica

Jera - Agnes Monica

hitam bukan dirimu
putih juga bukan dirimu
semu ku melihatmu
tak bercahaya seperti memudar

cinta aku mencinta
kamu yang aku mau
namun tak tepat waktu
ku sudah jera dalam percintaan

reff: salam hangat untuk cintamu
aku yang kandas dan patah hati
biarlah orang memandang lemah
aku tak mau bercinta lagi

engkau yang dulu pernah kucinta
namun terlanjur kau bersamanya
dan kau terluka oleh cintanya
kini kau hadir ku sudah jera

Arti Kuliah yang Sesungguhnya...?

Pukul satu siang ini adalah kuliah terakhir. Bersemangat kuliah karena memang mata kuliah yang menarik minat saya. Tak peduli bahwa jam tersebut adalah saat yang rawan kantuk. Sebenarnya lupa akan hal tersebut. Dan saya masuk ke dalam kelas, tentunya setelah pak dosen sudah masuk terlebih dahulu, kemudian saya menempati salah satu kursi di samping teman baik saya. Sudah lama tak bergurau bersama, hihihihihi... Pelajaran yang diminati dan teman yang bersahabat tentunya kombinasi yang mendukung untuk menempuh kuliah dua jam ke depan. Nah, faktor yang saya lupakan ini yang benar-benar saya lupakan sehingga tidak masuk hitungan. Entah baru lima atau sepuluh menit pak dosen berbicara di depan kelas, saya sudah mengantuk. Saat itulah saya baru ingat kalau ada yang saya lupakan.




Duduk di barisan bangku terdepan bersama jajaran teman-teman yang rajin, saya pun berusaha memperhatikan pak dosen dengan beeeeeegitu saksama. Meskipun mengantuk. Ibaratnya cerita komik, mungkin mata saya ini sudah digambarkan hampir tertutup namun diganjal dengan satu batang korek api di masing-masing mata agar tetap terbuka. Batang korek itu selalu hampir kalah dengan kekuatan otot mata, namun ternyata hingga kuliah berakhir ia-lah pemenangnya. Namun bukan batang korek api yang sebenarnya ingin saya sampaikan. Ini, hanya sebuah plorog.. :D




Saya melihat pak dosen, layar powerpoint, dan papan tulis. Buku-buku di hadapan saya seperti sudah tidak ada gunanya karena terlalu mengantuknya saya. Sambil menikmati kantuk yang datang dengan riang namun harus saya lawan, saya berpikir. Tentang kuliah. Yang pertama terbesit di pikiran saya, apa coba sebenarnya tujuan saya kuliah? Ah, pertanyaan kuno memang. Tapi muncul kembali karena hasil tidak baik yang saya dapatkan pada semester lalu.


Menurut blog salah satu teman sejurusan saya, hanya 1% manusia di dunia yang memiliki kesempatan untuk duduk di bangku kuliah. HANYA segitu. Padahal saya kira cukup banyak jumlahnya. Dan hal tersebut berarti saya termasuk dalam kelompok minoritas. Bukan, bukan, saya bukan mempermasalahkan golongan minoritas-mayoritasnya, namun kenyataan bahwa mahasiswa sebenarnya kaum minoritas. Ah, saya jadi mengerti mengapa suara mahasiswa sering terdengar begitu kritis dan istimewa. Ternyata sepertinya bukan karena seorang MAHAsiswa namun karena golongan mahasiswa adalah minoritas. Mungkin, sebenarnya ini juga hanya pendapat saya.


Lalu kembali lagi kepada pertanyaan yang sering ditujukan kepada kaum minoritas ini, apa sebenarnya tujuan mahasiswa duduk di bangku kuliah? Untuk menyandang gelar mahasiswa? Tak mungkin. Agar suaranya didengar? Itu manfaat menjadi mahasiswa, bukan tujuan. Lalu apa? Jawaban klisenya tentu agar bisa bekerja di tempat ini-tempat itu, atau agar bisa menjadi ini-menjadi itu. Bisa juga karena ingin menjadi orang berpendidikan tinggi. Lalu?


Percaya tidak kalau saya bilang semua alasan itu jadi terdengar klise kalau sudah duduk di bangku kuliah? Ah, atau untuk orang seperti saya, alasan tersebut entah mengapa menjadi begitu klise. Bagaimana bisa? Karena saya ternyata termasuk mahasiswa yang senang melihat nilai A di transkip nilai saya. Dan begitu nilai itu tak ada, air mata saya akan mengalir sederas-derasnya. Kurang lebih seperti itulah gambarannya. Dan untuk selanjutnya, saya senang sekali bisa menjadi mahasiswa yang mencari jalan untuk mudah mendapatkan A. Paket A istilahnya. Apa isi paket A? Ayam goreng-kah? Sayangnya kampus saya bukan KFC, McD, atau restoran fast food lain yang sejenisnya. Paket A ini adalah kumpulan mata kuliah yang mudah mendapat nilai A. Dan secara otomatis, saya pun takut mengambil kuliah di luar paket A. Saya jadi begitu terobsesi dengan paket A.


Saya bisa simpulkan sendiri, kalau saya seperti itu terus saya gila. Meskipun saya tau bangkit tak mudah, saya harus bisa bangkit. Bangun dari tidur. Capek tidak sih bermimpi terus tanpa merasakan kenyataan yang sesuai dengannya? Jadi tidak bahagia sendiri kalau kasusnya seperti ini. Hebatnya, saat ini ternyata saya tetap bisa berlari. Nekat istilahnya. Tidak berada di jalur seperti teman-teman saya yang biasanya. Jadi saya tidak gila sepenuhnya. Saya akan kembali seperti semula. Lebih baik bahkan kalau bisa.


Mengenai nilai, hasil, indeks prestasi, semua ini hanya untuk mengingatkan mahasiswa-mahasiswa yang sering terlupa tujuan mereka ada. Sering-seringlah mengasah kemampuan diri. Jangan lupakan tujuan kita!
Yahh, meskipun saat ini, saya sendiri sedang tersesat, hahahahahaha...




Just do what you wanna to do,
Never stop doing something,
Keep making your life better!!!




Even You're just Nothing

Kamis, 03 Juni 2010

Jurang Kehidupan

siapa sih yang tak tau mengenai perbedaan antara si miskin dan si kaya?

well, menurut saya, zaman sekarang memang hal seperti itu memang sudah tidak berlaku lagi. kalo sampe ada orang yang masih membedakan seperti itu, berarti dia norak.

sayangnya, fasilitas dan kemampuan antara si miskin dan si kaya ini memang berbeda.
ah, saya ngga suka berkata si miskin dan si kaya, bagaimana kalau kita ganti dengan aku dan kamu. aku si miskin, kamu si kaya.

aku menggunakan pakaian seadanya. yang bermodel juga mungkin mampunya beli yang murah, yang bekas di gede bage (Bandung). sepatu, hmmm, berapa tahun sekali ya belinya? sedangkan kamu, menggunakan pakaian dengan merk terkenal, kadang kw1 kadang juga beli kw-sekian-nya. sepatu kamu keren, atau kalaupun beli yang murahan, kamu sering sekali berganti sepatunya. ini contoh mudahnya.

itu hanya sekilas perbedaan fisik. sebenarnya saya ingin membahas mengenai kemampuan mereka yang terbatas. tentu saja, dasar perbedaan aku dan kamu adalah kemampuan uang, makanya kemampuan pun menjadi yang tak kasat mata namun terasa sekali perbedaannya.

mungkin kalau untuk hal yang hura-hura tidak terlalu penting merasa berbeda seperti itu. hei, bukannya justru bagus, di saat semua orang seperti kamu terbawa ajakan untuk berhura-hura, orang seperti aku menolak karena tak mampu tetapi hal itu menjadikan aku tidak menghabiskan waktu sia-sia. menurut aku seperti itu. hura-hura ngga penting. 

akan tetapi untuk masalah kemampuan akademik (lagi-lagi contoh mudahnya), miris sekali melihat orang yang berpotensi tidak mampu meneruskan pendidikan lebih tinggi karena ketidakmampuannya itu. dan orang yang berpotensi itu biasanya seperti ilmu padi, semakin berisi semakin merunduk. maka orang tersebut akan berusaha pasrah dan ikhlas menerima keadaannya, insyaallah.

saya sungguh tertohok dengan keadaan seperti itu. akhir-akhir ini tak jarang saya menemui hal-hal seperti ini. saya ingin membantu tapi saat ini saya belum bisa membantu dengan tangan saya sendiri. selain itu, mereka pun berusaha keras mencari bantuan. insyaallah berhasil. insyaallah semuanya berjalan lancar bagi mereka. doa untuk mereka penting adanya.

semangat teman!