Rasanya semua orang tidak ada yang benar. Rasa semua orang tidak ada yang berbuat selayaknya. Rasanya semua orang tak bisa dipercaya. Padahal kemudian kau sadari bahwa dirimulah yang tak ada benarnya.
Aku ingin hal yang sempurna dari tanganku ini, seperti yang orang lain bisa hasilkan. Namun apa yang kemudian aku lihat di dalam genggaman tanganku? Layaknya kaca yang telah pecah padahal justru itulah yang baru saja kubuat. Bukanlah hal yang benar.
Sudah lama tersadar bahwa terkadang terlalu bersandar. Karena kemudian sekarang, saat dimana semua orang memiliki kesibukan masing-masing, pun merasa tak berteman. Terlebih lagi kehidupan memberitahukan kekerasan, bahwa tak semua hal bisa berjalan seperti yang semestinya diperkirakan. Kehidupan terkadang mengecewakan. Hingga batas yang tidak bisa diketahui, atau memberikan dampak yang tak bisa diprediksi. Sayangnya aku sadar bahwa kebenaran tentang kehidupan justru menghantui dan mengunci langkahku untuk maju.
Adalah hal yang benar mengetahui tujuan dari suatu kegiatan atau hal. Lalu apa arti kehidupan? Bagi aku yang dulu, mungkin kehidupan adalah perjalanan berbagai macam emosi yang pasti memberikan hikmah untuk hari nanti. Bagi aku yang sekarang, kehidupan adalah pelajaran mengenai kesalahan di hari yang lalu untuk diperbaiki di kemudian hari sehingga tidak mengulangi kesalahan yang sama. Namun kehidupan juga merupakan wujud kebahagiaan. Apabila kau masih merasa jauh dari kebahagiaan, maka sebenarnya dirimulah yang tak bisa melihat kebahagiaan untukmu itu. Karena terkadang, hal-hal yang memberatkan hidup ini melintang sejauh mata bisa memandang dan menyembunyikan pengelihatan akan kebahagian. Kehidupan bukan hanya melihat benar secara mata namun juga benar sebagaimana hati bisa menerima.
Tidak tau ini karena aku yang terlalu tak benar, mengharapkan, kecewa, ataupun buta, masih saja banyak kesalahan yang muncul di depan mata dan terasa di dada. Sudah dua kali aku terjerumus lubang kebodohan dan pelajaran untuk yang ketiga bukanlah hal yang mudah. Langkah kali ini lebih berat dari biasanya. Entah karena apa. Pikirku, pasti ada yang salah. Bukan, bukan, aku tak bisa bersandar kali ini. Mungkin karena aku terlalu penakut, aku terlalu takut mengusik kehidupan orang lain ataupun mengganggu orang lain. Karena terkadang aku pun mempunyai standar tertentu akan sesuatu namun terlalu sering lupa mengenai kapan standar itu aku bicarakan, apakah di saat yang tepat? Ah, aku terlalu banyak dipermainkan oleh waktu. Ya, benar begitu.
Jadi,
lawanku adalah waktu. Dan kalian yang selalu benar-benar memandang kepadaku dan bermaksud sesuatu.
Aku tidak suka dipermainkan asal kau tau!!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar