Ada orang yang takut untuk bisa mencintai sesuatu hanya karena terluka. Padahal dengan mencintai sesuatu itu kita bisa lebih menikmati hidup. Juga bisa melihat bagian indah kehidupan yang belum pernah kita lihat sebelumnya. Luka yang diakibatkan oleh cinta, ada karena memang seharusnya. Karena koin selalu memiliki dua sisi. Begitu pula kehidupan.
Orang yang masih belum bisa berani untuk kembali mencintai sesuatu tidak dapat melakukan apapun kecuali membuka pikiran terhadap lingkungan sekitarnya dan membuka sedikit pintu hatinya. Biarkan angin meniup sejuk di dalam hatimu, meskipun hanya bisa seujung kuku jari tanganmu. Orang-orang yang dapat melakukan hal tersebut tidak bisa melakukan apapun terhadap orang-orang yang masih belum bersedia melakukannya. Orang-orang yang bisa tidak akan didengar perkataannya namun lebih dilihat perbuatannya. Perkataan memanglah penting untuk menyampaikan sesuatu, akan tetapi bukankah lebih penting lagi mewujudkan segala kebaikan langsung dengan perbuatan?
Keberanian untuk mencintai lagi adalah perwujudan dari kebangkitan atas rasa sakit. Saat merasakan cinta, kita akan mendapatkan pelajaran berharga. Namun pelajaran yang didapatkan dari kebangkitan diri atas rasa sakit, pelajaran yang didapatkan dari pemulihan luka, adalah yang paling berharga. Sayangnya, luka tidak akan ada tanpa terjatuh sakit terlebih dahulu. Maka tiada daya yang sebenarnya bisa kita lakukan untuk menghindari luka kecuali menghadapi dan menerima pelajaran di dalamnya.
Orang yang rugi bukanlah orang yang masih takut untuk mencintai dan terluka. Orang yang merugi adalah orang yang tidak bisa mendapatkan pelajaran apapun dari luka yang dideritanya. Maka dari itu, saat kau terluka, janganlah kau khawatir tidak dapat melihat apa-apa. Karena sesungguhnya, pelajaran yang dapat ditangkap oleh seseorang berbeda jangka waktunya dengan seseorang yang lain. Jalani saja hidupmu terus, melangkahlah terus, injaklah duri itu terus, dan obatilah luka-lukamu.
Sembuhlah lukamu jika kau bisa duduk tenang sebentar di jalan yang sedang kau lalui itu. Juga sembari melihat lingkungan sekitarmu. Apa yang ada di jalanmu? Apa yang ada di sekitarmu? Sehingga kau bisa terluka. Sehingga kau bisa tak punya pilihan lain selain menginjak duri-duri di hadapanmu,
Yang tahu dari jawaban segala pertanyaan kehidupanmu hanyalah kamu. Dan Tuhanmu. Orang lain hanyalah membantu. Orang lain hanyalah perantara Tuhanmu.
Jadi sekarang, pejamkan matamu dan rasakan angin yang melaluimu. Biarkan angin meniup membantumu menyembuhkan luka. Karena angin dapat juga membantumu berpikir tanpa keharusan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar