Jika malam sudah semakin kelam, kemanakah ia kemudian menyimpan rembulan?
Jika angin sudah berhembus semakin tajam, apalagi yang akan terserang kedinginan?
Jika gigi semakin bergemeretak, siapa lagi yang mau mengadu jantung untuk berdetak?
Jika sudah ada bintang di hadapan, untuk apa mencari lagi sang bintang di langit malam?
ketika hujaman mata menusuk ke dalam dada, dunia pun menjadi lengkap seketika. entah mereka akan berkata apa, telinga sudah tidak mau lagi terbuka. meskipun begitu ketidakpedulian bukan berarti tanpa makna, hanya saja perjalanan ini takkan berhenti hanya karena isapan jempol semata. ketakutan selama ini selalu berhasil membunuh harapan, hingga teman abadi muncul jua di hadapan. mereka yang sangat menyukai kabar berita, lebih baik ditutup saja suaranya.
kamu dapat percayai aku. aku dapat mempercayaimu. bulan pun kemudian menjadi penuh dan terlihat satu. permukaannya yang berwarna jadi menghiasi dada. ingatan tentang penuhnya bintang pun takkan pernah terlupa..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar