Kejadiannya tuh hari senin lalu. Setelah berbuka puasa bersama teman-teman sejurusanku itu, kami melanjutkan ke Salman untuk sholat Magrib (masih inget banget tuh kita sholat nya udah mepet-mepet waktu Isya sampe-sampe aku mempertanyakan, ini mesjid rame gara-gara masih banyak yang ngebut sholat Magrib ato dipenuhi oleh jamaah sholat Isya, hahahahahahahaha). Lalu aku bertemulah dengan sahabat yang mengisi kamar depan kamar kosan aku. She's the one who had the conversation later.
Setelah menimbang-nimbang, akhirnya aku berpisah di Salman itu dengan teman-teman sejurusanku dan memutuskan untuk pulang bersama si Lebah ini (sekali-kali pengen pake nama samaran, biar seru!). Karena si Lebah sedang dalam urgency situation, jadi kami pun (yap, aku ngga cuma pulang berdua sama si Lebah, tapi juga sama si Kiting dan adek angkatan mereka) sepakat untuk naik angkutan saja. Jadilah kami berjalan menuju kampus lagi. Lalu karena aku ingin membeli makanan terlebih dahulu, mereka pun menunggu aku. Saat aku selesai membeli makan, pembicaraan ini sudah dimulai (sepertinya).
Entah Kiting yang bertanya pada Lebah atau sebaliknya, yang jelas mereka berdua asik berdiskusi sembari ditonton oleh si adek ini. Bertambahlah aku sebagai penonton juga, namun penonton yang cukup cuek apabila dibandingkan oleh si adek karena aku juga sedang sibuk memakan jajananku. Tapi ternyata kemudian yang mereka bahas adalah apa yang sedang begitu aku butuhkan saat ini. That was so much great! Berhubung aku udah cukup lupa siapa yang ngomong apa, jadi aku ceritain intinya aja yap.
Well, merasa ngga sih kalau kita ini sering mempertanyakan perihal jodoh atau pasangan hidup? In my case, malahan lebih sering menduga-duga tentang ini-itu. Although moreless we can handle or control it, but sometimes, again in my case, sering pula ada kegoyahan. Faktanya, berdasarkan apa yang disampaikan oleh ustadz yang mengisi ceramah buka puasa sore hari itu di Salman, jodoh adalah yang tidak terduga, well ini biasa, namun tak terduga ini adalah bentuk perwujudan dari doa-doa permintaan jodoh kita selama ini. Dengan catatan, doa-doa yang dipanjatkan selama ini benar-benar serius dari hati yang paling dalam. Jadi misalnya meskipun si A sekarang jauh banget dari kriteria jodoh idaman kita, seiring berjalanannya waktu nanti, insyaallah si A ini bisa menjadi orang yang sesuai dengan doa yang kita panjatkan, apabila memang ia jodoh kita. Allah selalu memberikan yang terbaik untuk umatnya.
Jadi kalau kita meminta jodoh yang baik kepada Allah SWT, insyaallah Allah akan memberikan jodoh yang baik, yang kemudian akan menjadi suami yang insyaallah begitu baik pula. Karenanya, setelah memanjatkan doa untuk mendapatkan jodoh yang baik, maka sebagai calon istri dari suami yang begitu baik, kita sebagai wanita pun harus bisa membentuk diri menjadi wanita yang baik pula sehingga kelak akan bisa mendampingi kebaikan suami kita tersebut. =) insyaallah. amin.
But really, insyaallah aku pun akan menjadi istri yang baik di kemudian hari...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar