LIFE LIFE LIFE

we do nothing except trying alive

Kamis, 14 Januari 2010

Suatu Saat di Swalayan

Saya sudah sangat ingin ke kamar mandi saat itu. Maka dengan troli belanjaan di kendali tangan saya, saya pun berkeliling seenaknya di pusat perbelanjaan yang cukup besar di kota saya itu. Yahh.. sambil menunggu ibu saya yang harus sibuk memilih telur.

Dan mata saya pun menangkap seorang bocah perempuan yang sedang membawa sebuah keranjang dan berjalan berlawanan arah dengan saya, sedang menuju ke susunan rak minyak. Bocah cilik itu langsung menarik perhatian saya. Namun saya tidak mengikutinya layaknya orang penasaran. Saya kembali ke tempat penjualan telur, ke ibu saya.

Bocah itu menuju tempat yang saya tuju juga! Dengan 2L minyak sudah mengisi keranjangnya, ia mengambil plastik telur dan memilih telur tersebut oleh DIRINYA SENDIRI. Betapa hebatnya bocah cilik itu. Ibu saya pun memuji bocah itu karena ia begitu pintar memilih telur sendiri. Bahkan saya sendiri tidak bisa memilih telur sendiri. Kalaupun yang saya pilih sendiri itu bagus-bagus, maka itu adalah hasil pilihan saya setelah sekian lama berdiri di depan konter telur dan memilihnya dengan sangat teliti sekali. Sedangkan bocah itu memilih telur dengan mudahnya!!!

Saya semakin memperhatikan bocah kecil itu. Awalnya saya pikir dia bersama ayahnya, karena tiba-tiba ada seorang bapak mengambil dan menyingkirkan keranjang milik bocah kecil itu. Akan tetapi, saat saya dan ibu saya berjalan menuju kasir, bocah itu sudah menuju kasir juga. Dan karena saya begitu penasaran dengan bocah itu, saya pun menhampiri kasir tempat ia membayarkan belanjaannya. Namun saya hanya sempat menghampiri, tidak sempat menyapa.


Dan saya pun tidak dapat melupakan kenangan akan kejadian sore itu. Seorang bocah perempuan yang berbelanja sendirian dan dengan badan seadanya itu ia membawa sendiri barang belanjaannya di tangan kanan dan kirinya, 2 barang, minyak dan telur. Bocah hitam manis dengan kaos dan celana coklat susu yang ia tambah dengan jaket jins di tubuhnya serta hanya mengenakan sandal yang bagi saya begitu biasa.


Saya tahu hal seperti ini mungkin sudah sering terjadi... Namun berapa kali pun hal ini lewat di depan mata saya, saya pasti akan terkenang. Dan tergugah. Sayang saya masih belum mampu melakukan apa-apa...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar