LIFE LIFE LIFE

we do nothing except trying alive

Jumat, 12 Oktober 2012

Dua Parameter Suatu Penilaian

Aku punya dua keluarga.
Keluarga yang benar-benar terikat secara jasmani, rohani, dan pernikahan. Dan ada pula keluarga yang terikat secara rohaniah saja. Mereka semua memiliki peranan dalam hidupku. Meskipun tentu kadarnya berbeda. Namun tetap saja, kamu suatu saat akan merasa ada yang hilang dalam hidupmu saat kau jauh dengan keluarga yang terikat secara rohanimu saja itu.

Aku pikir itu adalah yang bisa kusebut dengan sahabat. Padahal arti sahabat yang sesungguhnya saja aku tak tahu pasti. Namun pada saat itu, aku sudah menentukan sendiri apa definisi sahabat bagiku. Dan seiring berjalannya waktu, berkurangnya usia, pengertian itu mulai memudar, hingga lama kelamaan menghilang. Karena kini, sahabat itu sulit untuk didefinisikan. Karena kini, sahabat dengan definisi seperti dulu sudah tak ada.

Aku pun jadi berpikir kembali. Keadaan memang pasti berubah, namun selain itu apalagi yang berubah hingga aku kehilangan arti dari sesuatu yang penting dalam hidupku? Apakah aku yang berubah? Lingkunganku yang berubah? Atau memang mereka yang berubah? Kepastian akan semua jawabanku itu pun diberikan oleh sang waktu.

Aku punya banyak orang di sekitarku. Yang akan selalu terikat denganku meskipun tak berada di sampingku. Karena yang terpenting adalah keberadaan di hati. Bukan hanya di sebelah diri. Hingga jangan sampai ada seseorang yang tak ada di sini dan juga menghilang di hati. Barulah itu yang berubah. Barulah itu yang disebut perubahan. Karena kehidupan takkan selalu dipenuhi kehadiran seseorang. Hidup dan mati kan kau hadapi sendirian.

Tak hanya aku namun juga yang lainnya. Tak perlulah memberitahukan orang terkasih kapan tepatnya kita selalu memikirkan mereka. Namun tak usah kau ragu untuk kau memberitahu mereka, bahwa mereka takkan pernah hilang dari hatimu.

Dan semua pun melebur menjadi satu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar