LIFE LIFE LIFE

we do nothing except trying alive

Sabtu, 19 Juni 2010

A Story about Toy Story

Kemaren sebenarnya aku nonton dua film sekaligus gitu, marathon. Tekken bukan film pertama yang aku tonton. Soalnya aku nonton bareng sahabat aku : veterina. Nah Ve ini ngga begitu tertarik Tekken. Lagian aku udah sempet janjian sama temen aku (cuma alamat ngga jadi-jadi, makanya aku nonton duluan aja deh). Tadinya aku pengen nonton A Team aja, tapi Ve ternyata udah nonton. Jadi setelah kebingungan, menimbang, mengeliminasi, melihat jam tayang (macam-macam lah pokoknya), akhirnya kita berdua pun sepakat untuk nonton Toy Story 3 aja. Hmm, yah sebenernya sih tadinya aku mau nonton di dvd aja gitu, soalnya temen kuliah aku ada yang punya dvd bajakannya (bajakan ih masa!!!) hihihihihihi… tapi yaudahlah, nonton aja, banyak yang pada nonton juga, lagipula sepertinya worth it kok, hehehehe..

Jadilah jam 12 kurang sepuluh (inget banget ya! Wajar lah, aku ngeliatin jam melulu kerjaannya, hahahahaha) kita udah duduk di salah satu bangku empuk di Ciwalk XXI, memegang dua tiket untuk kita berdua, menunggu jam 12.15, jadwal filmnya mulai. Setelah sempat bertahan sebentar duduk di bangku itu (Ve sambil makan roti gitu), akhirnya kita berdua meninggalkan bangku itu. Bukan, bukan karena filmnya udah mau mulai, tapi karena Ve mau ke kamar mandi. Berhubung aku males ke kamar mandi, jadi aku ke tempat main (yang emang biasanya ada di XXI itu lho). Emang dari kapan tau pengen main tembak-tembakan, jadilah sembari menunggu Ve, aku main tembak-tembakan. Pas aku kalah, aku langsung keluar, dan kami langsung masuk ke bioskop 4. Nah, setelah kita berbasa-basi di dua paragraph, paragraph selanjutnya benar-benar akan aku isi dengan tujuan sesungguhnya dari tulisanku kali ini : Toy Story.

Pertama kali kenal Andy, Woody, Buzz dkk dari Toy Story yang kedua. Inget banget aku hobi banget nonton vcdnya (waktu itu masih jaman vcd), yang asli pulak. Penasaran sama Toy Story yang pertama, tapi ngga terlalu obsesi mencarinya. Kartun yang emang selalu keren, ngga pernah hilang dari hati kami (orang-orang yang pasti memberikan rating terbaik untuk Toy Story). Mungkin ngga seperti Avatar yang WAH banget, tapi Toy Story ini menyentuh (dan memang ternyata dari yang pertama hingga yang terakhir, yang membuat Toy Story ini ngga pernah kehilangan kemampuan magis mereka untuk membuat filmnya jadi begitu bernyawa, dan berkesan). Ngga terlupakan saat dimana Woody tiba-tiba dibawa orang lain (yang membuat dia akhirnya ketemu Jesse sama Bullseye), memang saat itu kondisi Woody sedang rusak, dan si pencuri Woody itu manggil orang untuk benerin Woody, INI DIA bagian KERENNYA!!!! Masih jelas banget gimana langkah-langkah Woody diperbaiki, yang mana, itu keren banget!!! >_< Masih jelas banget juga, saat-saat Buzz dkk berusaha mengambil Woody kembali, yap, di bandara! Speechless! Aku sampai sulit sekali menggambarkannya dengan kata-kata lagi, pokoknya keren. Berkesan, dan tersimpan di hati.

Dan setelah beberapa kemudian, akhirnya ada salah satu stasiun televisi yang memutar Toy Story 1. Well, aku langsung tongkrongin pastinya. Dan keren. Hmm, untuk Toy Story 1, mungkin karena baru sekali atau dua kali gitu nontonnya, jadi aku masih belum terlalu hapal. Pastinya, Toy Story 1 itu adalah kedatangan Buzz. Buzz yang edan, yang berasa astronot, atau apa sih dia itu ya? Pokoknya, aku kalo udah ngeliat si Buzz jadi seperti kodratnya (bukan jadi seperti milik Andy), bawaannya pengen ketawa!!! Di Toy Story 1 juga inilah Woody dan Buzz akhirnya bersahabat. Persahabatan antara dua mainan istimewa Andy.

Oke. This is the klimaks. I’m crying again, well, not yet.

See, bagian mana yang ngga menyentuh coba? Ini mengharukan sekali. Menuliskannya lagi saja membuat air mata mengalir. Mm, makanya saat menontonnya aku cuma berhenti menangis sebentar dari awal sampai endingnya. Ini film kedua yang ngebuat aku nangis panjang dan lama, banyak pula nangisnya. Sumpah udah ngga sempet lagi merhatiin ucapan mereka dalam bahasa Inggris. Airmatanya udah banyak banget yang keluar. Payah.

Oke, cukup segini aja aku nangisnya.
Aku udah lihat trailernya : Toy Story 3. Kali ini menceritakan apa yang akan terjadi pada mereka saat Andy sudah dewasa, saat Andy sudah kuliah. Percaya atau ngga, dari aku nonton Toy Story 2, aku udah bertanya-tanya tentang apa yang akan terjadi saat Andy dewasa. Saat itu, aku mengambil kesimpulan yang tak akan membuatku sedih saat memikirkannya, Andy tak perlu dewasa.
Dari teman-temanku yang sudah menonton, aku sudah mendengar kalau film ini sedih, akhirnya membuat sedih. Saat mendengar itu, aku hanya tertawa. Tapi kini saat mengingatnya, aku menangis.
Cerita dibuka dengan mengenang saat-saat Andy masih kecil dan bermain bersama mereka. Karena kenyataannya, mereka sudah bertahun-tahun tidak dimainkan lagi oleh Andy. Bagaimana kemudian mereka berusaha Andy melihat mereka lagi. Bagaimana Woody sudah begitu rindu mendengar suara Andy. Bagaimana Rex sangat senang sekali saat Andy memegang dirinya lagi. Bagaimana mereka akhirnya menyerah kepada Andy, kecuali, tentu saja, Woody. Bagaimana akhirnya Andy ingin membawa Woody, dan menaruh yang lainnya di loteng namun karena suatu kesalahan : mereka berakhir akan dibuang. Di sana, mereka tak percaya lagi akan Andy, kembali lagi, tentu saja kecuali Woody, yang memang melihat kejadian sesungguhnya. Dan bahkan yang lainnya sampai tak percaya lagi pada Woody.
Akhirnya mereka sampai juga di Sunnyside, tempat penitipan anak. Dan saat mereka mendapat perlakuan tidak baik di sana, mereka baru sadar, Andy begitu peduli pada mereka. Perlakuan tidak baik itu, tidak didapatkan juga oleh Woody yang sudah pergi dari sana (karena kecewa teman-temannya sudah tak percaya pada Andy lagi). Namun setelah tau bahwa teman-temannya sedang terancam bahaya, Woody kembali untuk menyelamatkan mereka. Setelah melalui perjalanan panjang, dimana disana ditunjukkan kalau persahabatan mainan-mainan Andy ini sangatlah erat, akhirnya mereka pulang. Mereka tiba tepat di saat terakhir Andy akan berangkat untuk kuliah.
Andy sempat melihat sebentar kotak yang berisi mainannya, dan tentu saja akan ia taruh loteng. Buzz, Jessie, Mr. & Mrs. Potato, Rex, the evil Dr. Chop, gukguk dengan per (aku lupa namanya), tiga boneka alien dari mobil Pizza, ada yang terlewat? Ucapan mereka yang sangat menyentuh hati adalah :
Kami akan setia menunggu Andy, meskipun ditaruh di loteng. Nantinya Andy akan punya anak dan kami akan dengan senang hati menemani anaknya bermain…
Gila ah, perasaan mereka ke Andy sekuat itu. Dan tau apa yang dilakukan Woody kemudian? Ia menulis pesan kepada Andy untuk memberikan sekotak yang akan ditaruh di loteng itu kepada Bonnie, anak perempuan yang begitu sayang akan mainannya juga.
Andy pun pergi ke rumah Bonnie dan mengenalkan mainannya satu per satu, tanpa lupa memintanya untuk menjaganya baik-baik. Di saat ia merasa sudah mengeluarkan semua mainan yang akan dititipkannya itu, Bonnie melihat ke dalam kotak dan melihat Woody di sana. Aku masih sangat ingat kalau Andy sangat tak rela memberikan Woody dan sangat bertanya-tanya mengapa Woody ada disana. Karena Bonnie yang terlihat begitu sayang akan Woody juga, maka perlahan-lahan Andy pun merelakan dan memperkenalkan Woody untuk diberikan ke Bonnie juga :
Ini adalah Sherif Woody, ia sangat pintar, cerdas, dan cekatan. Dan ia juga sahabat terbaik yang akan selalu percaya padamu.
Gila banget ini. Andy sama Woody tuh perasaanya nyambung. Aku pikir awalnya tuh Andy bakalan rela-rela aja nyerahin mainannya, tapi ternyata dia juga harus berusaha keras untuk rela, terutama untuk Woody. Dan karena memberikan mainannya kepada Bonnie, Andy pun sekali lagi bermain bersama mainan-mainannya itu. Saat Andy akhirnya harus pergi, ia pun melambaikan tangannya kepada Bonnie dan mainan-mainannya. Dan saat Bonnie membalas lambaian tangannya dengan tangan Woody, Andy hanya bisa tersentak (aku bilang sih dia sedih juga) dan harus belajar merelakan Woody. Mainan-mainannya ini kemudian melepas kepergiannya, melihat mobil Andy menjauh pergi hingga akhirnya tak terlihat lagi.


See, bagian mana yang ngga menyentuh coba? Ini mengharukan sekali. Menuliskannya lagi saja membuat air mata mengalir. Mm, makanya saat menontonnya aku cuma berhenti menangis sebentar dari awal sampai endingnya. Ini film kedua yang ngebuat aku nangis panjang dan lama, banyak pula nangisnya. Sumpah udah ngga sempet lagi merhatiin ucapan mereka dalam bahasa Inggris. Airmatanya udah banyak banget yang keluar. Payah.

Oke, cukup segini aja aku nangisnya.

Sebenernya aku ngga mau berhenti mengenang mereka, jadi inget mainan-mainan aku yang ngga pernah aku mau rusak dan ngga pernah aku gantikan juga sih.
But everything has its own ending.
Jadi aku juga harus belajar untuk ikhlas menerima akhirnya.
Akan selalu aku ingat di hati…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar