LIFE LIFE LIFE

we do nothing except trying alive

Senin, 07 Juni 2010

Arti Kuliah yang Sesungguhnya...?

Pukul satu siang ini adalah kuliah terakhir. Bersemangat kuliah karena memang mata kuliah yang menarik minat saya. Tak peduli bahwa jam tersebut adalah saat yang rawan kantuk. Sebenarnya lupa akan hal tersebut. Dan saya masuk ke dalam kelas, tentunya setelah pak dosen sudah masuk terlebih dahulu, kemudian saya menempati salah satu kursi di samping teman baik saya. Sudah lama tak bergurau bersama, hihihihihi... Pelajaran yang diminati dan teman yang bersahabat tentunya kombinasi yang mendukung untuk menempuh kuliah dua jam ke depan. Nah, faktor yang saya lupakan ini yang benar-benar saya lupakan sehingga tidak masuk hitungan. Entah baru lima atau sepuluh menit pak dosen berbicara di depan kelas, saya sudah mengantuk. Saat itulah saya baru ingat kalau ada yang saya lupakan.




Duduk di barisan bangku terdepan bersama jajaran teman-teman yang rajin, saya pun berusaha memperhatikan pak dosen dengan beeeeeegitu saksama. Meskipun mengantuk. Ibaratnya cerita komik, mungkin mata saya ini sudah digambarkan hampir tertutup namun diganjal dengan satu batang korek api di masing-masing mata agar tetap terbuka. Batang korek itu selalu hampir kalah dengan kekuatan otot mata, namun ternyata hingga kuliah berakhir ia-lah pemenangnya. Namun bukan batang korek api yang sebenarnya ingin saya sampaikan. Ini, hanya sebuah plorog.. :D




Saya melihat pak dosen, layar powerpoint, dan papan tulis. Buku-buku di hadapan saya seperti sudah tidak ada gunanya karena terlalu mengantuknya saya. Sambil menikmati kantuk yang datang dengan riang namun harus saya lawan, saya berpikir. Tentang kuliah. Yang pertama terbesit di pikiran saya, apa coba sebenarnya tujuan saya kuliah? Ah, pertanyaan kuno memang. Tapi muncul kembali karena hasil tidak baik yang saya dapatkan pada semester lalu.


Menurut blog salah satu teman sejurusan saya, hanya 1% manusia di dunia yang memiliki kesempatan untuk duduk di bangku kuliah. HANYA segitu. Padahal saya kira cukup banyak jumlahnya. Dan hal tersebut berarti saya termasuk dalam kelompok minoritas. Bukan, bukan, saya bukan mempermasalahkan golongan minoritas-mayoritasnya, namun kenyataan bahwa mahasiswa sebenarnya kaum minoritas. Ah, saya jadi mengerti mengapa suara mahasiswa sering terdengar begitu kritis dan istimewa. Ternyata sepertinya bukan karena seorang MAHAsiswa namun karena golongan mahasiswa adalah minoritas. Mungkin, sebenarnya ini juga hanya pendapat saya.


Lalu kembali lagi kepada pertanyaan yang sering ditujukan kepada kaum minoritas ini, apa sebenarnya tujuan mahasiswa duduk di bangku kuliah? Untuk menyandang gelar mahasiswa? Tak mungkin. Agar suaranya didengar? Itu manfaat menjadi mahasiswa, bukan tujuan. Lalu apa? Jawaban klisenya tentu agar bisa bekerja di tempat ini-tempat itu, atau agar bisa menjadi ini-menjadi itu. Bisa juga karena ingin menjadi orang berpendidikan tinggi. Lalu?


Percaya tidak kalau saya bilang semua alasan itu jadi terdengar klise kalau sudah duduk di bangku kuliah? Ah, atau untuk orang seperti saya, alasan tersebut entah mengapa menjadi begitu klise. Bagaimana bisa? Karena saya ternyata termasuk mahasiswa yang senang melihat nilai A di transkip nilai saya. Dan begitu nilai itu tak ada, air mata saya akan mengalir sederas-derasnya. Kurang lebih seperti itulah gambarannya. Dan untuk selanjutnya, saya senang sekali bisa menjadi mahasiswa yang mencari jalan untuk mudah mendapatkan A. Paket A istilahnya. Apa isi paket A? Ayam goreng-kah? Sayangnya kampus saya bukan KFC, McD, atau restoran fast food lain yang sejenisnya. Paket A ini adalah kumpulan mata kuliah yang mudah mendapat nilai A. Dan secara otomatis, saya pun takut mengambil kuliah di luar paket A. Saya jadi begitu terobsesi dengan paket A.


Saya bisa simpulkan sendiri, kalau saya seperti itu terus saya gila. Meskipun saya tau bangkit tak mudah, saya harus bisa bangkit. Bangun dari tidur. Capek tidak sih bermimpi terus tanpa merasakan kenyataan yang sesuai dengannya? Jadi tidak bahagia sendiri kalau kasusnya seperti ini. Hebatnya, saat ini ternyata saya tetap bisa berlari. Nekat istilahnya. Tidak berada di jalur seperti teman-teman saya yang biasanya. Jadi saya tidak gila sepenuhnya. Saya akan kembali seperti semula. Lebih baik bahkan kalau bisa.


Mengenai nilai, hasil, indeks prestasi, semua ini hanya untuk mengingatkan mahasiswa-mahasiswa yang sering terlupa tujuan mereka ada. Sering-seringlah mengasah kemampuan diri. Jangan lupakan tujuan kita!
Yahh, meskipun saat ini, saya sendiri sedang tersesat, hahahahahaha...




Just do what you wanna to do,
Never stop doing something,
Keep making your life better!!!




Even You're just Nothing

5 komentar:

  1. i got a slap by reading this

    jadi inget dulu wkt sma kita sering tidur jg pas di kelas :), tp wkt itu kn krn kita belajar full time.
    kalo sekarang kuliah waktunya fleksibel,dan pas sadar kalo cm 1% orng yg bs kuliah gw ngerasa i should read this before daring waste my time within lecture, even gw maen hp, ngobrol atau tidur just likes ur story.

    thank u my dear for waking me up from my long stupidity.
    keep writing :)

    BalasHapus
  2. lately i was slapping too. =)

    never late to wake up hunn.. :)

    BalasHapus
  3. hahaha.. iya banget nul.. gw langsung jungkir-balik pas tau kalo kesempatan kuliah itu SANGAT sedikit di dunia ini.. dan sebagian besar dari teman-teman kita berkuliah untuk bekerja.. padahal faktanya juga, tidak semua orang yang kuliah dapat pekerjaan yang sesuai dengan bidang kuliahnya (berapa banyak pekerja bank lulusan pertanian?) ternyata kuliah memang hanya dijadikan ajang mencari gelar.. ah, ribet nul mikirin yang begini.. yang penting kita manfaatin kesempatan kita yang mahal ini!! smangaat!!

    BalasHapus
  4. manfaatkan dan berjuang sebaik mungkin. masih belum terlambat. :)
    ini hasil setelah baca blog lo juga lho geb =)

    BalasHapus
  5. yohahh.. awa terharu mbacanya.. aheey!

    BalasHapus